Hawa yang panas seperti di
ngaben, membuat badan menjadi letih, kilau sang surya membuat mata menjadi
terbelah hingga rasanya seperti keluar. Di dalam ruang yang sempit dan
tergolong ramai ini adalah tempat belajarku dimana ada seorang yang memberi
ilmu tanpa kenal lelah walaupun udara yang pengap dan kelas yang tanpa jendela
ini. Suara adzan mengingatkanku pada panggilan sang illahi bahwa aku telah
dipanggil di ajak bicara dalam keheningan sinar mentari.
Tieetietietiiet..
Alarm
sekolah berbunyi tanda akan di mulainya pelajaran lagi. Kembali ke gubuk ilmu
yang penuh coretan-coretan sang penuntut ilmu di dalam gubuk yang tergolong
indah bagi ku ini mempunyai kelas yang rapi seperti krikil di jalanan bangunan.
Bangku yang kokoh tak tertandingi samapi di buat duduk pun sulit, atap yang
terbuat dari asbes ini membuat pandangan dan suasana menjadi seperti di oven
1000 C duka akan ku jalani untuk bekal di hari nanti. Aku menempati pojok
kelasku dengan teman karibku.
Riyadi namanya. Anak yang
berbadan kurus namun gemuk, tampan tapi tak setampan diriku namun banyaknya
jerawat di dahinya itu yang membuatku tak mungkin melupakan sampai kapanpun dia
adalah anak pendiam di sekolah di luar kelas dia suka bermain dengan bahaya
contohnya, dia pernah mencoba lompat dari gedung bertingkat setengah, dia juga
pernah berenang tanpa bernafas aneh bukan? Tapi seorang Riyadi ini yang
membuatku menjadi lelaki yang tiadk pernah menyerah dengan keadaan, lelaki yang
selalu sportan dan tawakal kepada tuhan itulah teman sebangku ku Riyadi
Ada yang lucu hari ini dengan
Riyadi prawakan lucu seperti Topi Sombrero wajahnya yang oriental seperti
tipe-x ini seperti anjing lupa tuanya. Dirinya terlihat sedang mencari sesatu
yang penting namun perawakan yang pendek semampai ini membuat nya seperti kesulitan
apalagi saat ada seseorang yang tiba-tiba mendatanginya dia masuk seperti shock
terapi secara tidak langsung
Ternyata peagang buah goreng lupa
memberikan uang kembalian itulah yang membuat riyadi kebingungan ditempat dia
merasa kehilangan uang ternyata pak tukang buah belum memberi kembalian disaat
yang bersamaan kepala sekolahpun memanggil riyadi dan itu juga sebab kedua
kalinya bingung Riyadi bingung setengah tiang Riyadi tidak tau kenapa sebab dia
di panggil padahal hanya ingi mengucapkan selamat atas keberhasilannya
memenangkan tropi.
Dan itulah sepenggal kisah senang
temanku yang periang ceria, senang dan tekun itu. Teryata di balik ketegaran
dan kekuatan seorang Riyadi masih tersimpan secuil kecerobohan dan kelucuan
itulah seorang Riyadi teman karibku
0 komentar:
Posting Komentar